Jumat, 07 Februari 2014

KongKow PerCa episode 6

Hai kawan...
Kongkow PerCa ke-6 akan diadakan pada:

Hari, Tanggal : Selasa, 11 Februari 2014
waktu: Pkl. 13.00
Tempat: Student Center UKSW

buku yang akan dibahas adalah:
Judul Buku                              : Laskar Pelangi
Penulis                                     : Andrea Hirata
Tahun terbit                             : 2005
Tebal Buku                              : 534 hlm
Penerbit                                   : Bentang Pustaka


Kisah tentang “Laskar Pelangi” pastilah sudah tidak asing lagi bagi kita. Kisah yang pertama kali dinikmati oleh khayalak melalui goresan pena Andrea Hirata ini juga sudah diangkat di layar lebar dan sama seperti bukunya mampu membuka mata penonton mengenai kondisi bangsa Indonesia dan bahkan membawa nama harum bagi Indonesia karena pernah diputar di salah satu festival film internasional. Tidak ketinggalan soundtrack film “Laskar Pelangi” dengan judul yang sama dan ditembangkan oleh Nidji dengan tepat menguatkan kisah - yang bagi saya - magis ini.
Kisah berawal ketika Ikal dan teman-temannya, yang kemudian menamakan diri mereka Laskar Pelangi, memasuki tahun ajaran baru di sebuah sekolah yang hampir ditutup karena kekurangan murid. Sekolah ini juga minim fasilitas dan tenaga pengajar. Namun, sekolah yang konon dapat rubuh karena disenggol kambing yang sewot mau kawin dan berada di bawah teduhnya pohon ganitri ini ternyata mampu menjadi oase bagi anggota Laskar Pelangi yang haus akan ilmu. Tidak hanya cerita seru mereka di sekolah yang dapat kita nikmati, namun Laskar Pelangi juga mengijinkan kita untuk memperhatikan kondisi masyarakat sekitar di tempat mereka tinggal. Lucunya, apa yang kita saksikan dalam buku juga masih dapat kita lihat hari ini di tengah kehidupan bangsa Indonesia yang sudah berumur 69 tahun.

“Laskar pelangi....., takkan terikat waktu...”.

Salah satu penggalan lirik dalam lagu “Laskar Pelangi” ini dengan tepat menggambarkan posisi “Laskar Pelangi” dalam kehidupan bangsa Indonesia. Kisah mengenai sepuluh orang anak yang mati-matian mengejar pendidikkan demi mengangkat derajat hidup mereka dan keluarga masih bisa kita baca di koran-koran yang terbit setiap pagi. Lebarnya jurang antara si miskin dan si kaya bisa kita lihat dengan mudah saat berjalan santai. Guru-guru yang berjuang mati-matian membagikan ilmu mereka dan pemerintah yang terus memperkaya diri sendiri bisa kita saksikan dramanya di televisi. Namun, Laskar Pelangi juga menyuntikkan harapan bagi semua orang yang membacanya. Buku ini menggugah perasaan kita untuk bersyukur dan simpatik untuk apa yang terjadi di sekitar kita. Tidak salah bila tagline dari buku ini adalah “Indonesia’s Most Powerful Book”.